MUI Minsel Mantapkan Strategi Dakwah
Selasa (30/08) dilaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) MUI Minsel ke 3 yang bertempat di gedung serbaguna New Century Amurang. Musda dihadiri oleh pengurus MUI tingkat Kab dan kec, pimpinan ormas islam Minsel, dan Imam beserta ketua Badan Ta’mir Masjid (BTM) se-Kab Minsel. LDII diundang menjadi salah satu peserta Musda.
Dalam sambutannya, Ketua MUI Minsel Ishak Achmad mengatakan MUSDA tidak hanya sebagai ajang memilih pemimpin baru. “Musda juga merupakan momen untuk konsolidasi keorganisasian MUI se-Minsel”, ujarnya.
Musda III ini mengangkat tema ‘Meneguhkan Tanggung Jawab Ulama Dalam Mewujudkan Islam Sebagai Rahmatan lil ‘Alamin’. Ishak menegaskan bahwa ulama khususnya para pengurus MUI memiliki 5 peranan penting. “Pengurus MUI berperan sebagai penerus tugas para Nabi, pemberi fatwa, pemimpin dan pelayan umat, pelopor gerakan, dan penegak amar ma’ruf nahi munkar”, sambung Ishak, yang kembali terpilih untuk memimpin MUI Minsel 2016-2021.
Ishak menambahkan tantangan umat muslim saat ini adalah penyimpangan aqidah, pornografi, pornoaksi, narkoba, miras, korupsi, dan penistaan wanita dan anak, korupsi.
Penyimpangan aqidah dimungkinkan merupakan pengalihan isu agar energi MUI terkuras untuk menguraikan masalah tersebut. Namun sekaligus instropeksi bahwa dakwah yang dijalankan selama ini masih kurang dari segi kualitas maupun kuantitas. “MUI, ormas Islam dan komponen umat Islam lainnya agar merapatkan barisan dan bahu-membahu dan saling mengisi untuk membuat gerakan dakwah yang lebih tertata dan terencana. Dakwah seperti apa yang tepat untuk saat ini dan apa yang kurang sejauh ini”, tegasnya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya Ketua MUI Sulut Drs.Hi. Anwar Sandiah menegaskan para ulama agar ikut menjaga keutuhan bangsa. “Kita sudah pernah dijajah bangsa asing dan sudah merasakan bagaimana rasanya dipecah belah. Kita harus fokus untuk menjaga keutuhan bangsa. Ada isu muncul bahwa komunis bangkit lagi, inilah tugas ulama untuk meluruskan”, tegasnya.
Anwar menghimbau agar para ulama terus meningkatkan keilmuannya agar bisa memberikan arahan dengan baik dan turut menyatukan umat. Ulama merupakan salah satu komponen untuk menjaga ketahanan negara. “Ulama itu orang yang spesialis dalam hukum agama. Dia tahu hukum agama sehingga jadi tempat bertanya dan konsultasi. Contohnya, TNI yang spesialis menjaga ketahanan negara. Jika TNI lemah maka lemahlah negara kita. Maka jangan sekali-kali kita melemahkan TNI, Justru kita harus mendukung TNI agar lebih kuat. Ulama harus lebih kuat memback up TNI daripada orang yang ingin memecah belah TNI”.
Ketua DPD LDII Minahasa Selatan Rio Salsabila Yusuf yang hadir dalam Musda menyebutkan bahwa LDII sudah terlibat aktif dalam menjaga keutuhan negara. Salah satunya adalah kegiatan bela negara yang diselenggarakan kerjasama dengan Kodam VII Wirabuana di Gowa bulan Nopember 2015 lalu. “LDII berkomitmen bahwa Pancasila, UUD 1945, dan NKRI harga mati. Bahkan, Ketum DPP LDII sendiri sudah mengatakan siapa saja yang berani mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain, maka ia bukan hanya berhadapan dengan TNI/Polri, tetapi juga berhadapan dengan LDII,” ujarnya.