Bentengi Keluarga Dari Teror Narkoba
Teror narkoba semakin meluas. Penyebarannya semakin masif. Tidak pandang usia, jabatan, maupun kalangan. Terakhir, masyarakat dikejutkan oleh aparatur negara yang berpangkat tinggi terjerat kasus narkoba.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispendad) Brigjen Sabrar Fadhilah dalam acara Rakornis ke-96 TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Jakarta, Kamis (7/4/2016) mengungkapkan, narkoba saat ini sudah menjadi lahan bisnis. Para bandar narkoba terus memutar otak untuk memasarkan barangnya. Imbalan yang disediakan pun terbilang mahal. Oleh karenanya, tidak heran banyak orang yang siap menjadi kurir dengan mempertaruhkan segalanya hingga nyawanya demi bisnis haram ini.
Tujuan lain, Sabrar menjelaskan, peredaran narkoba untuk merusak bangsa. Semakin banyak generasi muda yang terjerumus ke dalam liang narkoba, maka bisa dipastikan bangsa tersebut semakin mendekati ambang kehancuran.
“Jadi saya kira mari kita semua bekerja sama menjaga negeri. Negeri ini begitu cantik, begitu potensi. Bahwa ternyata tak semua (pihak) ingin negeri ini maju,” tuturnya
Pada hari yang sama secara terpisah, Mensos Khofifah Indar Parawansa juga mengajak memerangi narkoba. Khofifah menghimbau masyarakat di sela acara pelantikan pengurus daerah dan cabang Muslimat NU di Maluku Utara.
Khofifah menyampaikan agar pemberantasan narkoba dimulai dari skala terkecil masyarakat. “Bagi yang punya majelis teklim pastikan anggotanya jadi laskar anti narkoba, bagi yang profesinya guru pastikan guru dan murid bersih dari narkoba. Kalau bekerja di institusi pemerintah, pastikan unit terkecil di institusi anda bebas dari narkoba,” ujarnya.
Masalah semakin rumit ketika narkoba meresap ke semua lapisan masyarakat. Dari TNI hingga pesantren. Narkoba bisa masuk ke pesantren karena mereka ditipu dengan dalih vitamin agar lebih kuat dan lebih khusyuk ketika berdzikir.
“Ternyata itu narkoba. Karena tidak tahu, bukan hanya santri tapi pengasuh juga kena karena dibilang vitamin’” papar Khofifah.
Menurut Khofifah, untuk membersihkan narkoba dari Indonesia tidak ada jalan lain selain campur tangan seluruh lapisan masyarakat.
“Ini sesuatu yang jadi monster, tapi kita pikir ah bukan keluarga kita. Berhenti berpikir begitu. Katakan say no to drugs,” pungkasnya.