Gurauan Yang Dibenci Malaikat

LDII SULUT | Lembaga Dakwah Islam Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Gurauan Yang Dibenci Malaikat

Di tengah kesibukan yang padat, bercanda dan bersenda gurau dengan rekan bisa menjadi sekedar pelepas penat walau hanya sesaat. Kening jadi rileks, bahu kembali diluruskan, dan pandangan kembali dijernihkan. Candaan akan semakin seru ketika bersama dengan teman akrab atau sahabat. Dijamin omongan akan semakin cair dan nyaman. Bahkan, pembicaraan bisa merambat kemana-mana walau awalnya hanya membahas urusan kerja. Namun, sadarkah kita bahwa saat bergurau terkadang kita ‘keceplosan’ sehingga mengeluarkan kata-kata yang terlarang?

Diterangkan dalam hadits riwayat Abu Dawud (4990). Rasulullah SAW bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّ ثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْخِكَ بِهِ الْقَوْمَ ويْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah bagi orang yang berkata dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia!”

Bahkan yang lebih mengejutkan diriwayatkan dalam hadits riwayat Tirmidzi (1972)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَذَبَ الْعَبْدُ تَبَاعَدَ عَنْهُ الْمَلَكُ مِيلًا مِنْ نَتْنِ مَا جَاءَ بِهِ

Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Ketika sesorang berdusta maka malaikat akan menjauh darinya sejauh satu mil karena bau busuk yang keluar darinya”

Ngeri banget kan! Memang berdusta adalah akhlak yang paling dibenci Rasulullah SAW. Karena dusta secara perlahan namun pasti menggiring pengucapnya menjadi ahli pendusta. Dan ahli pendusta tidak memiliki tempat di Surga.

Yah, nggak seru dong bercanda kalau begitu!

Bukan berarti tidak boleh bercanda sama sekali. Boleh, namun ada batasnya. Rasulullah SAW juga suka bercanda dengan para sahabatnya. Diceritakan dalam Abu Dawud (4998) dalam hadits dari sahabat Anas RA bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW. Orang itu hendak meminta diberikan kendaraan agar bisa ikut dalam ekspedisi Nabi SAW. Orang itu berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku” Maka Nabi SAW berkata: “Kami akan membawamu di atas anak onta.” Laki-laki itu berkata: “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak onta?” Maka beliau SAW menjawab: “Bukankah onta yang melahirkan anak onta?”

Rasulullah SAW memberi orang tersebut dengan onta, yang tentunya onta tadi juga anak dari ibunya kan? Beliau mengatakan demikian bertujuan bergurau dengan sahabatnya.

Mau bergurau? Boleh, tapi jangan berdusta ya!